Ringkasan Kegiatan 2013 BAG 3

V Konservasi Tanah dan Air

 

  • Erosi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sediment, tanah, batuan dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air kedalam lapisan tanah akan meningkatkan lapisan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi ) yang selanjutnya akibat dari tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

Sedimentasiadalah suatu proses pengendapan material yang di transport oleh media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir ( sand dunes ) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.

Sebab-sebab erosi tanah karena beberapa hal berikut :

  • Tanah gundul atau tidak ada tanamannya
  • Tanah miring tidak dibuat teras-teras dan guludan sebagai penyangga air dan tanah yang lurus
  • Tanah tidak dibuat tanggul pasangan sebagai penahan erosi
  • Pada tanah dikawasan hutan rusak karena pohon-pohon ditebang secara liar sehingga hutan menjadi gundul
  • Pada permukaan tanah yang berlumpur digunakan untuk pengembalaan liar sehingga tanah atas semakin rusak.

 

Tujuan konservasi tanah adalah untuk menjaga agar tanah tidak tererosi. Usaha-usaha konservasi tanah ditujukan untuk

 

 

mencegah kerusakan, memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari.

Gambar Bak Erosi

A53

 

Berdasarkan data pemantauan yang    telah dilakukan di Blok RKT 2010, Blok RKT 2011, Blok RKT 2012 dan Blok RKT 2013 yaitu :

  • Eks. Jalan Cabang
  • Eks. Jalan Sarad
  • Eks. TPn Petak

 

Hasil dari pemantauan di lapangan, bahwa dari 3 bak yang telah dibuat dan dilakukan pengukuran, maka di dapatkan hasil sebagai berikut :

  • Bak erosi di eks. Jalan cabang petak J-13 blok RKT 2010, telah tertutup oleh covercrop (fast growing), samping kiri – kanannya tertutup pohon mahang dan pohon jabon, sehingga pengukuran telah dihentikan,
  • Untuk bak erosi di eks. Jalan sarad petak P-38 blok RKT 2011, telah tertutup sebagian oleh tanaman rumput, covercrop (fast growing), pohon mahang dan pohon jabon, sehingga bila dilakukan pengukuran hasilnya mengalami perubahan dari yang awalnya tinggi, sedang dan sekarang rendah,
  • Sedangkan untuk bak erosi di eks. TPn petak Q-35 blok RKT 2011, yang mempunyai posisi tanah yang hampir terkikis dan banyak mengandung batu ampar masih mengalami erosi yang cukup berpengaruh dan belum tertutup oleh rumput, covercrop (fast growing) ataupun tanaman hutan seperti pohon mahang dan pohon jabon, sehingga hasilnya dari yang sangat tinggi, tinggi dan sedang,
  • Tingkat keterbukaan lokasi bak erosi seperti eks. Jalan sarad yang keterbukaan tajuknya yang masih kecil mempengaruhi laju erosi yang dihasilkan, berbeda dengan lokasi bak erosi eks. Jalan cabang dan eks. TPn yang keterbukaannya sangat besar dan tidak tertutup oleh sebagian tajuk pohon, laju erosi yang dihasilkan akan cukup besar,
  • Pertumbuhan tanaman baik tumbuhan bawah seperti rumput dan covercrop (fast growing) ataupun pohon mahang dan pohon jabon sangat mempengaruhi laju erosi yang dihasilkan dari curah hujan yang cukup besar sampai sedang

 

 

Dokumentasi Kegiatan Erosi

A57

A55

A56

Curah Hujan

 

  1. Tipe Iklim dan Curah Hujan

Berdasarkan Klasifikasi Iklim menurut Schmidt dan Ferguson bahwa wilayah pengukuran curah hujan PT. Ratah Timber termasuk wilayah dengan tipe iklim sangat basah (tipe A) dengan nilai Q = 0 % (tidak ada bulan kering dengan curah hujan < 60 mm). Curah hujan tahunan di wilayah ini adalah sebesar 5744,5 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 214 hari, suhu udara rata-rata siang 32,7 °C dan malam 25 °C serta kelembaban udara 45,07 %.

Berdasarkan data pada tabel, terlihat bahwa rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 907.5 mm dengan 19 hari hujan, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 215 mm dengan 6 hari hujan.

  1. Suhu dan Kelembaban Udara

Secara klimatis kondisi lingkungan pada areal PT. Ratah Timber mempunyai suhu dan kelembaban udara beragam. Suhu di areal PT. Ratah Timber berkisar antara 31,5 – 34,5 °C pada siang hari dan 24 – 25.8 °C pada malam hari, sedangkan kelembaban udaranya berkisar antara 37,9 – 40,1 %.

A58

A59

A60

A61

A62

A63

A64

A65