Keamanan Dan Perlindungan Hutan

 

 

KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN  HUTAN


Untuk meningkatkan kemampuan personil Unit Kamlinhut PT. Ratah Timber, PT. Ratah Timber menjalin kerjasama dengan Polres Kubar.

Kerjasama meliputi peningkatan kapasitas Unit Kamlinhut, dengan cara melatih fisik dan beladiri, kegiatan patroli bersama,

dan pemantauan terhadap sarana dan prasarana penjagaan yang ada di PT. Ratah Timber.

12

Gambar Latihan Fisik Anggota Unit Kamlinhut PT. Ratah Timber

34

Gambar Latihan Beladiri Anggota Unit Kamlinhut PT. Ratah Timber


88

Gambar Anggota Unit Kamlinhut menyimak pengarahan dari Dirut dan Komisaris PT. Ratah Timber

Kegiatan Buka Blok

Kegiatan Buka Blok

910


Kegiatan Buka Blok dipimpin oleh seorang Dayung. Dayung kali ini berasal dari Kampung Mamahak Teboq

namun seharusnya dipimpin oleh Dayung dari Kampung Long Gelawang. Dayung dari Kampung Long Gelawang sedang sakit

sehingga Kepala Ada tKampung Long Gelawang memberikan rekomendasi agar Upacara Adat pembukaan Blok dipimpin dari Kampung Mamahak Teboq.

Tampak Gambar kiri, persiapan upacara sedang dilaksanakan dan Gambar Kanan, Upacara sedang dilaksanakan.

Tampak Dayung sedang secara khidmat melakukan doa, yang intinya adalah bersyukur untuk tahun lalu 

dan mohon selamat untuk pelaksanaan kegiatan tahun yang akan berjalan.

1112

Gambar kiri : peserta Upacara Buka Blok terdiri dari 31 orang yang terdiri dari wakil perusahaan bagian kantor dan operasional, serta wakil dari masyarakat.

Gambar Kanan : Dayung sedang sebagai perantara memberikan perlindungan

untuk wakil dari perusahaan baik bagian kantor maupun operasional dari gangguan yang tidak diharapkan.

Gambar Bawah : setelah upacara di blok kemudian dilanjutkan dengan makan bersama (peserta ratusan orang).

1314

Pelatihan Budidaya Karet

karet1karet2karet3

karet4karet5karet6

karet7karet8karet9

Untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman masyarakat sekitar PT. Ratah Timber dalam berkebun khususnya tanaman karet,

 PT. Ratah Timber mengadakan penyuluhan/pelatihan budidaya tanaman karet, dengan materi meliputi syarat tumbuh tanaman karet,

pengadaan bibit karet, budidaya karet, sampai pada kegiatan pemanenan/produksi getak karet.

Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 29 Januari 2014 dengan jumlah peserta 37 orang yang meliputi kampung Mamahak Teboq,

Sirau, Lutan, Datah Bilang Ilir, Datah Bilang Ulu, Datah Bilang Baru, dan Kampung Long Hubung.

Keterangan Gambar PELATIHAN BUDIDAYA KARET di atas dari foto 1- foto 9 adalah:

  1. Bapak Hajat (Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Barong) sedang memberi materi dan Bapak Gandjar Budiarta (Manager Camp PT. Ratah Timber).
  2. Materi  pelatihan
  3. Peserta pelatihan budidaya karet sedang menyimak dengan seksama pemaparan dari penyuluh/pelatih
  4. Peserta sedang mengamati tanaman karet yang akan digunakan praktek lapangan
  5. Pelatih sedang menunjukkan cara menorek tanaman karet
  6. Peserta sedang praktek menoreh diawasi peserta pelatihan
  7. Pelatih mencontohkan praktek cara okulasi tanaman karet untuk batang bawah
  8. Pelatih mencontohkan praktek menyambung mata untuk tanaman atas dan tanaman bawah
  9. Pelatih mencontohkan prektek menutup sambungan dengan plastik  agar tidak kena air

Kemasyarakatan

Kemasyarakatan

1516

Karyawan PT. Ratah Timber selain membina masyarakat juga meningkatkan interaksi sosial dengan sesama karyawan.
Pada gambar terlihat peserta sedang mengikuti kegiatan 1 Muharam 1435 berupa Doa Selamat Bersama dilanjutan
dengan makan bersama yang diikuti oleh anak-anak dan orang tua
1816

Selain kegiatan fisik berupa olah raga, karyawan PT. Ratah Timber juga meningkatkan kebutuhan spiritual,

diantaranya adalah berupa kegiatan Yasinan yang dilaksanakan setiap Kamis malam.

Tempat pelaksanaan Yasinan dilaksanakan secara bergilir secara bergantian.

2619

PT. Ratah Timber memberikan bantuan dana dalam pelaksanaan Pelantikan Kepala Ada Se-Kecamtan Long Hubung,

Kabupaten Mahakam Hulu. Tampak pada Gambar Kiri : dari kanan Petinggi Mamahak Tebok,Camat Long hubung,

PJ. Bupati Mahakam Hulu, dan Sekda Mahakam Hulu.

Foto Kanan: Peserta sedang melaksnakan Pembacaan sumpah jabatan

2021

Kegiatan Pendidikan

Selain sebagai guru bidang studi, beberapa karyawan dipercaya sebagai pengawas Ujian Semesteran di SMK Pelita Mahakam.

Tampak dalam gambar kiri Ibu Linda Sri Agustinawati, S.Hut dan Bapak Reza Faisal, AMd. 

sedang mengawasi peserta ujian semesteran Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

 

2223

PT. Ratah Timber Berpartisipasi dalam peningkatan Prestasi SMK Pelita Mahakam

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu usaha keras dan pengawasan yang benar, dalam rangka mencapai prestasi tersebut PT

. Ratah Timber juga turut serta dalam pengawasan kegiatan siswa

dalam latihan untuk lomba pentas seni (pensi) se SMA/SMK Se-Kabupaten Mahakam Hulu

2425

PT. Ratah Timber memberikan sumbangsih terhadap peningkatan prestasi SMK Pelita Mahakam

diantaranya sebagai Juara dalam Pentas Seni (Pensi) Tingkat SMA/SMK

Se-Kabupaten Mahakam Hulu dan saat ini ditunjuk untuk mewakili Kabupaten Mahakam Ulu dalam lomba Tingkat Propinsi. 

Tampak dalam Gambar Ibu Linda Sri Agustinawati, S.Hut (berpakaian batik coklat)

diantara siswa  wakil SMK Pelita Mahakam.

 

Ringkasan Kegiatan 2013 BAG 1

I. Permanent Sample Plot ( PSP )

 

Tujuannya adalah mengetahui struktur tegakan, komposisi jenis, dominansi dan kerapatan jenis dalam tegakan hutan sebagai hasil penilaian kondisi keanekaragaman hayati dan dinamika perubahannya menurut lokasi dan waktu sehingga dapat dievalusi efektivitas pengelolaan (pembalakan) hutan terhadap kondisi hutan / tegakan tinggal.

Kegiatan pemantauan vegetasi didesaint untuk dapat memantau semua keterwakilan lokasi areal kerja baik areal efektif untuk produksi maupun tidak efektif untuk produksi (kawasan lindung) secara sistematis, periodik dan ilmiah. Sehingga dapat menyajikan analisa gambaran dinamika.

  1. Tata waktu pelaksanaan pemantauan vegetasi di areal efektif untuk produksi      (yaitu blok RKT) dilakukan dengan metode pemantauan pada plot sample permanent (PSP), dengan tata waktu sebagai berikut :
    1. Pemantauan rona awal dilakukan sebelum blok RKT dilakukan penebangan. Paling lambat PSP (plot sample permanent) dibuat pada Et-1 atau setahun sebelum penebangan
    2. Pemantauan berikutnya dilakukan pada Et+1, Et+3, Et+5, Et+10, Et+15 dan Et+20. kegiatan pemantauan dilakukan bersamaan dengan pemantauan vegetasi (flora) pada plot sample permanent ( PSP )
    3. Pada lokasi blok RKT yang tidak memiliki rona awal atau pengukuran sebelum penebangan, pemantauan dilaksanakan dengan mensesuaikan tata waktu pemantauan ulang
    4. Tata waktu pelaksanaan pemantauan vegetasi ( flora ) di areal tidak efektif atau kawasan lindung dilakukan minimal 2 tahun sekali.

 

  1. Lakukan pengamatan pada plot-plot sebagai berikut :
    1. I. Plot 20 m x 20 m

Untuk pengamatan pada tingkat pohon, yaitu dengan mencatat nama jenis, ukuran diameter setinggi dada dan nomor pohon. Beri tanda permanent berupa cat pada lokasi pengukuran diameter sehingga pada saat pengukuran berikutnya dilakukan pada ketinggian yang sama

  1. II. Plot 10 m x 10 m
Untuk pengamatan pada tingkat tiang, yaitu dengan mencatat nama jenis, ukuran diameter setinggi dada dan nomor. Beri tanda permanent berupa cat
.........

pada lokasi pengukuran diameter sehingga pada saat pengukuran berikutnya dilakukan pada ketinggian yang sama

  1. I. Plot 5 m x 5 m

Untuk pengamatan pada tingkat pancang, yaitu dengan mencatat nama jenis dan jumlah individu. Beri tanda dengan cara di cat atau dikaitkan tali plastic sebagai pengenal

  1. II. Plot 2 m x 2m

Untuk pengamatan pada tingkat semai dan tumbuhan bawah, yaitu dengan mencatat nama jenis jumlah individu. Beri tanda dengan cara di cat atau dikaitkan tali plastic sebagai pengenal

Kategori Nilai Indeks Diversitas

Shannon – Wiener ( H’ )

( Margalef dalam Megurran, 1988 )

 

Nilai H’

Kategori

Keterangan

≤ 1.5

Rendah

Jumlah jenis sedikit, ada jenis yang mendominasi

1.5 – 3.5

Sedang

Tidak ada jenis yang mendominasi

≥  3.5

Tinggi

Jumlah jenis banyak, tidak ada jenis yang mendominasi

 

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan menurut tipe hutan yang telah di tetapkan, maka PT. Ratah Timber memiliki beberapa tipe hutan, dimana hasil dan uraiannya adalah sebagai berikut :

  • Mixed or Hill Dipterocarp Forest on Sedimentary Rock

Lokasi yang dibuat Permanent Sample Plot untuk tipe ini adalah Blok RKT 2011, Blok RKT 2012, Blok RKT 2013 dimana hasilnya adalah sebagai berikut :

  • Blok RKT 2011 dengan dominasi jenis pohon family Dipterocarpaceae

 

- Plot Ukuran 2 x 2 meter untuk tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah:

Jumlah pohon 426, kerapatan 10544.554 pohon/Ha, frekuensi 2,425, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 3,426

- Plot Ukuran 5 x 5 meter untuk tingkat pancang :

Jumlah pohon 332, kerapatan 1314,85 pohon/Ha, frekuensi 2,66, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 3,698

ü  Plot Ukuran 10 x 10 meter untuk tingkat tiang :

Jumlah pohon 160, kerapatan 158,42 pohon/Ha, frekuensi 1,48, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 3,30

ü  Plot Ukuran 20 x 20 meter untuk tingkat pohon :

Jumlah pohon 464, kerapatan 114,85 pohon/Ha, frekuensi 3,68, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 3,615

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis aves:

Jumlah individu 20, keragaman 5 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,597

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis mamalia:

Jumlah individu 22, keragaman 5,50 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 2,027

Terdapat 10 jenis satwa yang temasuk dalam CITES dan IUCN, sedangkan untuk pohon terdapat 7 yang temasuk dalam CITES, IUCN dan PP No.7

  • Blok RKT 2012 dengan dominasi jenis pohon family Dipterocarpacea

 

ü  Plot Ukuran 2 x 2 meter untuk tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah:

Jumlah pohon 540, kerapatan 13.366,34 pohon/Ha, frekuensi 3,58, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,72

ü  Plot Ukuran 5 x 5 meter untuk tingkat pancang :

Jumlah pohon 480, kerapatan 1900,99 pohon/Ha, frekuensi 3,31, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,77

ü  Plot Ukuran 10 x 10 meter untuk tingkat tiang :

Jumlah pohon 134, kerapatan 132,67 pohon/Ha, frekuensi 1,08, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,52

ü  Plot Ukuran 20 x 20 meter untuk tingkat pohon :

Jumlah pohon 598, kerapatan 148,02 pohon/Ha, frekuensi 4,40, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,69

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis aves:

Jumlah individu 19, keragaman 4,75 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,490

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis mamalia:

Jumlah individu 14, keragaman 3,50 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,673

Terdapat 4 jenis satwa yang temasuk dalam CITES dan IUCN, sedangkan untuk pohon terdapat 9 yang temasuk dalam CITES, IUCN dan PP No.7

 

 

 
  • Blok RKT 2013 dengan dominasi jenis pohon family Dipterocarpacea

 

ü  Plot Ukuran 2 x 2 meter untuk tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah:

Jumlah pohon 515, kerapatan 12.875 pohon/Ha, frekuensi 3,00, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 3,00

ü  Plot Ukuran 5 x 5 meter untuk tingkat pancang :

Jumlah pohon 229, kerapatan 916 pohon/Ha, frekuensi 1.84, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 3,07

ü  Plot Ukuran 10 x 10 meter untuk tingkat tiang :

Jumlah pohon 126, kerapatan 126 pohon/Ha, frekuensi 1,14, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,67

ü  Plot Ukuran 20 x 20 meter untuk tingkat pohon :

Jumlah pohon 278, kerapatan 69,5 pohon/Ha, frekuensi 2,73, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,83

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis aves:

Jumlah individu 10, keragaman 2,50 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,50

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis mamalia:

Jumlah individu 11, keragaman 2,75 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,54

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis Herpet:

Jumlah individu 5, keragaman 1,25 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,05

Terdapat 4 jenis satwa yang temasuk dalam CITES dan IUCN, sedangkan untuk pohon terdapat 9 yang temasuk dalam CITES, IUCN dan PP No.7

  • Monitoring dan Evaluasi Blok RKT 2012 dengan dominasi jenis pohon family Dipterocarpacea

 

ü  Plot Ukuran 2 x 2 meter untuk tingkat Semai dan Tumbuhan Bawah:

Jumlah pohon 460, kerapatan 1.840 pohon/Ha, frekuensi 3,13, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,74

ü  Plot Ukuran 5 x 5 meter untuk tingkat pancang :

Jumlah pohon 453, kerapatan 1.812 pohon/Ha, frekuensi 3,18, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,73

ü  Plot Ukuran 10 x 10 meter untuk tingkat tiang :

Jumlah pohon 132, kerapatan 33 pohon/Ha, frekuensi 1,09, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,50

ü  Plot Ukuran 20 x 20 meter untuk tingkat pohon :

Jumlah pohon 828, kerapatan 20700 pohon/Ha, frekuensi 4,670, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,81

ü  Plot Ukuran 5 x 5 meter untuk tingkat pancang :

Jumlah pohon 437, kerapatan 1748 pohon/Ha, frekuensi 2,770, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,64

ü  Plot Ukuran 10 x 10 meter untuk tingkat tiang :

Jumlah pohon 296, kerapatan 296 pohon/Ha, frekuensi 2, 5, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,57

ü  Plot Ukuran 20 x 20 meter untuk tingkat pohon :

Jumlah pohon 357, kerapatan 89,25 pohon/Ha, frekuensi 3,04, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,58

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis aves:

Jumlah individu 21, keragaman 5,25 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,501

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis mamalia:

Jumlah individu 27, keragaman 6,75 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,556

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis reptilia:

Jumlah individu 12, keragaman 3 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,330

Terdapat 5 jenis satwa yang temasuk dalam CITES dan IUCN, sedangkan untuk pohon terdapat 7 yang temasuk dalam CITES, IUCN dan PP No.7

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

  • Permanent Sample Plot (PSP) di 5 (lima) Type Hutan dan Kawasan Ecoton, yaitu :
    • Riparian Forest
    • Heat Forest
    • Karst Forest
    • Kawasan Ecoton
  • Permanent Sample Plot (PSP) di Blok Tebangan, yaitu :
    • Blok RKT 2011
    • Blok RKT 2012
    • Blok RKT 2013
    • Blok RKT 2014
  • Plot pengukuran terdiri dari :
  • Plot ukuran      2 m x 2 m untuk tingkat semai, tumbuhan bawah
  • Plot ukuran      5 m x 5 m untuk tingkat pancang
  • Plot ukuran      10 m x 10 m untuk tingkat tiang
  • Plot ukuran      20 m x 20 m untuk tingkat pohon
  • Mixed or Hill Dipterocarp Forest on Sedimentary Rock
  • Mixed or Hill Dipterocarp Forest on Volkanic Rock
 
  • Berdasarkan kategori nilai indeks diversitas Shannon – wiener (H’), maka dapat dilihat dari ke 5 (lima) type hutan dan kawasan ecoton memiliki nilai (H’) rata-rata 1,5 – 3,5 dengan kategori sedang, karena tidak ada jenis yang mendominasi.
  • Disetiap type hutan dan kawasan ecoton mempunyai tingkat kerapatan dan frekuensi yang beragam dan berbeda di tiap plot pengukuran, baik itu untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah, pancang, tiang dan pohon.
  • Adanya flora dan fauna yang masuk dalam IUCN, CITES da PP No. 7

 

Adapun saran dari kegiatan permanent sample plot (PSP) di 5 (lima) type hutan dan kawasan ecoton adalah sebagai berikut :

  • Perlu adanya penambahan literature dan tenaga pengenal jenis khususnya untuk jenis tumbuhan bawah dan pohon non komersial,
  • Lokasi pemantauan yang berjauhan dan aksesibilitas yang cukup berat diharapkan dapat dilaksanakan pemantauan dengan jangka waktu yang disesuaikan,
  • Perlunya penambahan training/pelatihan untuk kegiatan pembuatan, monitoring dan evaluasi serta pengenalan jenis tumbuhan khususnya semua jenis tumbuhan dalam kegiatan permanent sample plot (PSP).
  1. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah ( KPPN )

 

Maksud,

Pelaksanaan pembinaan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah ( KPPN ) agar pemegang IUPHHK menerapkan kewajibannya selaku pengelola hutan agar guna meningkatkan kepeduliannya terhadap keanekaragaman hayati dengan menerapkan areal plasma nutfah bagi komunitas flora dan fauna yang ada di dalam kawasan hutan produksi dan agar komunitas keanekaragaman hayati tetap terjaga dan terhindar dari pengaruh internal seperti adanya gangguan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan pembalakan hutan, sedangkan gangguan eksternal adanya kebakaran hutan.

Tujuan,

  • Melakukan pemantauan lokasi pelestarian plasma nutfah yang diperuntukkan untuk komunitas keanekaragaman hayati dan sekaligus mengumpulkan data inventarisasi / identifikasi flora dan fauna yang telah dilakukan oleh managemen pemegang IUPHHK
  • Mempertahankan habitus ( habitat ) plasma nutfah baik untuk jenis flora dan jenis fauna maupun ekosistemnya.

 

Hasil dan Pembahasan

Jenis flora dan fauna yang dilindungi adalah jenis flora dan fauna yang hampir punah di habitatnya. Jenis flora yang dilindungi pada luasan 1.284 Ha dengan sampel sebanyak 5         ( lima ) jalur  di PT. Ratah Timber yang paling banyak ditemukan  adalah  jenis ulin                   ( Eusideroxylon zwageri ). Selain itu, jenis flora yang paling dilindungi oleh PT. Ratah Timber adalah jenis durian ( Durio zibethinus )sebanyak 1 pohon, tengkawang ( Shorea pinanga ) sebanyak 27 pohon, ulin          ( Eusideroxylon zwageri ) sebanyak 33 pohon, banggeris              ( Compassia excelsa ) sebanyak 17 pohon, jelutung ( Dyera costulata ) sebanyak 9 pohon, kapul     ( Baccaurea dulcis ) sebanyak 26 pohon, lay     ( Durio kutejensis ) sebanyak 18 pohon, rambutan hutan                   ( Nephelium lappaceum ) sebanyak 17 pohon, dan campedak                      ( Arthocarpus champedan ) sebanyak 2 pohon. Jenis – jenis tersebut dikatakan paling dilindungi karena keberadaannya yang hampir punah dan jenis tersebut yang paling banyak dicari masyarakat desa sekitar PT. Ratah Timber.

Sedangkan berdasarkan kelas diameter untuk pohon jenis dilindungi adalah sebagai berikut : 20-29 cm sebanyak 28 pohon, 30-39 cm

 

 

 

 

sebanyak 45 pohon, 40-49 cm sebanyak 48 pohon dan 50 cm-Up sebanyak 29 pohon, dengan demikian jumlah keseluruhan untuk pohon jenis dilindungi adalah 150 pohon.

Untuk jenis yang dapat ditebang dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok meranti, kelompok rimba campuran dan kelompok kayu indah. Kelompok meranti terdiri dari bengkirai (3 pohon), gerunggang (16 pohon), kapur (6 pohon), kayu batu (26 pohon), keruing (190 pohon), majau (24 pohon), marok (8 pohon), meranti kuning (81 pohon), meranti merah (59 pohon), meranti putih (43 pohon), nyatoh (40 pohon) dan resak (43 pohon). Sedangkan berdasarkan kelas diameter, untuk diameter 20-29 cm sebanyak 69 pohon, 30-39 cm  sebanyak 139 pohon, 40-49 cm sebanyak 175 pohon dan 50 cm-Up sebanyak 156 pohon,dengan jumlah keseluruhan untuk kelompok meranti adalah 539 pohon.

Kelompok rimba campuan yang terdiri dari bayur (39 pohon), belaban (14 pohon), buan (8 pohon), jambu (109 pohon), kayu arang (10 pohon), kayu bawang (32 pohon), kayu sendok (17 pohon), kempas (23 pohon), keranji (110 pohon), medang (27 pohon), simpur (42 pohon) dan terap (37 pohon). Berdasarkan kelas diameter 20-29 cm sebanyak 81 pohon, 30-39 cm sebanyak 149 pohon, 40-49 cm sebanyak 162 pohon, 50 cm-Up sebanyak 76 pohon,dengan jumlah keseluruhan 468 pohon. Sedangkan kelompok kayu indah seperti anggi/sepetir (110 pohon) dan rengas (15 pohon), dimana berdasar kelas diameter 20-29 cm sebanyak 33 pohon, 30-39 cm sebanyak 52 pohon, 40-49 cm sebanyak 36 pohon, 50 cm-Up sebanyak 4 pohon, dengan jumlah keseluruhan 125 pohon.

Jadi hasil keseluruhan untuk data hasil rekapitulasi didapat untu kelas diameter 20-29 cm sebanyak 211 pohon, 30-39 cm sebanyak 385 pohon, 40-49 cm sebanyak 421 pohon, 50 cm-Up sebanyak 265 pohon, dengan jumlah keseluruhan 1.282 pohon.

Hasil analisa dinamika tegakan hutan kerangas dilokasi KPPN tingkat pohon untuk jalur 1 didapatkan hasil sebagai berikut: kerapatan jenis 65 pohon/Ha, LBDS 54.73 m2, INP 300 pohon/Ha dan H’ 2,849 pohon/Ha.

Adapun jenis fauna yang terdapat di kebun pelestarian plasma nutfah yang termasuk dalam fauna dilindungi adalah burung tiung, beruang madu, burung enggang, biawak air tawar, owa-owa, kijang, payau, pelanduk, macan dahan, landak dan kucing hutan. Dimana dalam pengamatannya dilakukan

Jumlah pohon 828, kerapatan 20700 pohon/Ha, frekuensi 4,670, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,81

ü  Plot Ukuran 5 x 5 meter untuk tingkat pancang :

Jumlah pohon 437, kerapatan 1748 pohon/Ha, frekuensi 2,770, INP 200 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,64

ü  Plot Ukuran 10 x 10 meter untuk tingkat tiang :

Jumlah pohon 296, kerapatan 296 pohon/Ha, frekuensi 2, 5, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,57

ü  Plot Ukuran 20 x 20 meter untuk tingkat pohon :

Jumlah pohon 357, kerapatan 89,25 pohon/Ha, frekuensi 3,04, INP 300 dan indeks keanekaragaman (H’) 2,58

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis aves:

Jumlah individu 21, keragaman 5,25 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,501

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis mamalia:

Jumlah individu 27, keragaman 6,75 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,556

ü  Struktur dan komposisi satwa jenis reptilia:

Jumlah individu 12, keragaman 3 n/Ha dan indeks keanekaragaman (H’) 1,330

Terdapat 5 jenis satwa yang temasuk dalam CITES dan IUCN, sedangkan untuk pohon terdapat 7 yang temasuk dalam CITES, IUCN dan PP No.7

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

  • Permanent Sample Plot (PSP) di 5 (lima) Type Hutan dan Kawasan Ecoton, yaitu :
    • Riparian Forest
    • Heat Forest
    • Karst Forest
    • Kawasan Ecoton
  • Permanent Sample Plot (PSP) di Blok Tebangan, yaitu :
    • Blok RKT 2011
    • Blok RKT 2012
    • Blok RKT 2013
    • Blok RKT 2014
  • Plot pengukuran terdiri dari :
  • Plot ukuran      2 m x 2 m untuk tingkat semai, tumbuhan bawah
  • Plot ukuran      5 m x 5 m untuk tingkat pancang
  • Plot ukuran      10 m x 10 m untuk tingkat tiang
  • Plot ukuran      20 m x 20 m untuk tingkat pohon
  • Mixed or Hill Dipterocarp Forest on Sedimentary Rock
  • Mixed or Hill Dipterocarp Forest on Volkanic Rock
 
  • Berdasarkan kategori nilai indeks diversitas Shannon – wiener (H’), maka dapat dilihat dari ke 5 (lima) type hutan dan kawasan ecoton memiliki nilai (H’) rata-rata 1,5 – 3,5 dengan kategori sedang, karena tidak ada jenis yang mendominasi.
  • Disetiap type hutan dan kawasan ecoton mempunyai tingkat kerapatan dan frekuensi yang beragam dan berbeda di tiap plot pengukuran, baik itu untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah, pancang, tiang dan pohon.
  • Adanya flora dan fauna yang masuk dalam IUCN, CITES da PP No. 7

 

Adapun saran dari kegiatan permanent sample plot (PSP) di 5 (lima) type hutan dan kawasan ecoton adalah sebagai berikut :

  • Perlu adanya penambahan literature dan tenaga pengenal jenis khususnya untuk jenis tumbuhan bawah dan pohon non komersial,
  • Lokasi pemantauan yang berjauhan dan aksesibilitas yang cukup berat diharapkan dapat dilaksanakan pemantauan dengan jangka waktu yang disesuaikan,
  • Perlunya penambahan training/pelatihan untuk kegiatan pembuatan, monitoring dan evaluasi serta pengenalan jenis tumbuhan khususnya semua jenis tumbuhan dalam kegiatan permanent sample plot (PSP).

Grafik Permanent Sample Plot

( PSP )

A9

A10

A11

 

 

A13A14

A18A22

A15

A20A21

dengan cara : melihat jejak, suara dan pertemuan langsung.

Kesimpulan

 

PT. Ratah Timber, Camp Mamahak Teboq telah memiliki dan menetapkan areal plasma nutfah seluas 1.284 Ha, serta telah melaksanakan penataan batas, inventarisasi flora dan fauna serta pemasangan plang papan nama Kebun Pelestarian Plasma Nutfah ( KPPN ) yang terletak di Km. 80 Sungai Titiq.

Saran

 

Peran serta perusahaan dalam hal ini PT. Ratah Timber untuk tetap konsisten menjaga dan mempertahankan keanekaragaman hayati diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi keberlangsungan kehidupan insitu flora dan fauna berikut ekosistemnya dari segala bentuk gangguan terutama yang disebabkan oleh faktor manusia.

 

Dokumentasi Kegiatan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah ( KPPN )

A6

A7

A8
 

A1

A2

A3

A4

A5